Bagaimana sipenipu melakukannya

Bagaimana perusahaan ini menjalankan aksinya? Perusahaan ini mencari target/korban melalui iklan baik Koran maupun internet. Ganasnya lagi, perusahaan ini mempunyai sekitar 90 cabang tersebar diseluruh kota di Indonesia. Di Jakarta saja mempunyai empat buah cabang.
Mereka melakukan segala macam cara untuk mendapatkan korban baru seperti melakukan pengiklanan lewat lowongan kerja di Internet. tak tanggung-tanggung, mereka menawarkan posisi yang sangat strategis, seperti Brach manager, supervisor HRD, Administrasi dan lain-lain. Seperti yang saya katakan diatas, perusahaan ini sering berganti-ganti nama untuk menutupi kebejatannya. Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut, sebuah pengalaman pribadi dari penipuan ini, silahkan baca disini…!!!
Bagaimana mereka mendapatkan uang dari info lowongan kerja tersebut? Calon pelamar dengan persaratan yang tidak terlalu susah di minta datang langsung untuk interview di kantornya. Setelah basa-basi sedikit (interview), akhirnya pelamar dinyatakan lulus dan bisa bergabung dengan perusahaan tersebut. Kemudian pelamar diminta biaya training sebesar Rp 550.000,-. Katanya sebagai pengganti biaya psikotes yang ditiadakan. Training diadakan hanya sehari (itupun hanya sekitar 3 jam). Dalam training tersebut hanya dijelaskan bagaimana cara bekerja diperusahaan tersebut. Posisi kita diperusahaan tersebut bukan karyawan, tetapi mitra perusahaan. Tugasnya mencari orang-orang baru agar bergabung dan menyetorkan uang (mencari korban baru).
Dari mana seorang mitra baru mendapatkan gaji? Seorang mitra tidak akan mendapatkan apa-apa jika tidak mencari orang untuk bergabung diperusahaan tersebut. Jadinya, seorang korban mencari koban baru. Ini adalah perusahaan penipuan tingkat tinggi. Modus penipuannya seperti MLM (multi level marketing), tetapi sedikit berbeda dalam pembagian komisinya. Komisi dibagi atas siapa yang mencari pelamar, siapa yang menginterview dan selebihnya masuk ke managemen. Tidak ada produk dalam perusahaan ini, yang ada hanyalah produk penipuan. 


sumber :  psychologymania.com

Tidak ada komentar: